berapa kali skipping agar cepat tinggi

Berapa Kali Skipping agar Cepat Tinggi? Begini Faktanya

Banyak remaja dan dewasa muda merasa insecure dengan tinggi badan mereka dan skipping (lompat tali) sering disebut sebagai solusi instan. Katanya, kalau rutin lompat tali, tinggi badan bisa bertambah. 

Argumen yang mendukung klaim itu umumnya berputar di seputar stimulasi pertumbuhan tulang, lempeng pertumbuhan (epifisis), dan peningkatan hormon pertumbuhan karena aktivitas fisik. 

Beberapa sumber populer memang menyebut bahwa lompat tali dapat membantu “memaksimalkan tinggi badan” terutama jika dilakukan selama masa tumbuh. Tapi kalau kita lihat dari riset ilmiah terbaru, klaim bahwa skipping bisa menambah tinggi badan tidak bisa dianggap sebagai fakta valid. 

Penelitian 2025 pada anak-anak pendek (short-stature), yang melibatkan 24 minggu latihan lompat, memang menunjukkan peningkatan tinggi badan. Namun, hasil ini khusus untuk anak-anak dengan status pertumbuhan terganggu (short-stature), bukan untuk umum. 

Itu artinya, skipping memang bagus untuk kebugaran, stamina, kekuatan otot dan tulang, serta postur. Terutama kalau kamu masih di masa tumbuh. Tapi jangan berharap lompat tali bisa “menambah tinggi badan” secara drastis kalau lempeng pertumbuhan sudah menutup.

Apa Saja Ciri-ciri Lempeng Pertumbuhan Sudah Tertutup?

1. Umur

Salah satu indikator paling umum untuk memperkirakan penutupan lempeng pertumbuhan adalah usia. Pada pria, proses ini biasanya selesai di rentang 16 - 18 tahun, meskipun ada kasus di mana pertumbuhan kecil masih terjadi hingga usia awal 20an. 

Pada wanita, penutupan lempeng pertumbuhan cenderung terjadi lebih cepat, yaitu sekitar 14 - 16 tahun, sering kali beberapa tahun setelah menstruasi pertama (menarche). Ini sesuai dengan pola biologis bahwa perempuan umumnya mengalami pubertas dan puncak pertumbuhan lebih awal dariapada laki-laki.

Namun, usia hanya memberikan gambaran kasar, bukan jawaban pasti. Setiap individu memiliki variasi hormonal dan genetik yang mempengaruhi seberapa cepat lempeng pertumbuhan menutup. 

Baca Juga: Manfaat Skipping Untuk Cegah Penyakit dan Bikin Awet Muda

2. Perubahan Fisik Tubuh

Penutupan lempeng pertumbuhan biasanya terjadi ketika perkembangan fisik dan hormonal masa pubertas mencapai tahap akhir. Pada pria, tanda-tandanya antara lain suara yang sudah sepenuhnya “pecah” dan menetap lebih dalam. 

Pertumbuhan rambut wajah serta tubuh yang sudah maksimal, dan massa otot yang mulai stabil tanpa ada lonjakan perkembangan seperti saat awal pubertas. Ini menunjukkan bahwa proses pematangan tulang dan hormon testosteron sudah mencapai fase dewasa.

Pada wanita, tanda yang sering terlihat adalah siklus menstruasi yang sudah teratur selama beberapa tahun, serta perkembangan payudara dan pinggul yang sudah mencapai bentuk akhirnya. 

Kedua indikator ini menunjukkan bahwa tubuh telah berada pada fase hormon yang stabil, sehingga pertumbuhan tinggi badan biasanya tidak lagi signifikan. Meskipun tanda-tanda ini bersifat umum dan tidak spesifik, munculnya pola fisik dewasa ini sering kali berjalan seiring dengan menutupnya lempeng pertumbuhan.

Baca Juga: Latihan Efektif dengan Skipping Rope untuk Bakar Kalori

3. Melakukan Pemeriksaan Medis

Cara paling akurat untuk mengetahui apakah lempeng pertumbuhan sudah tertutup adalah melalui pemeriksaan medis, khususnya rontgen tulang (X-ray). Dokter biasanya mengambil gambar pada tangan dan pergelangan tangan. Atau dalam beberapa kasus bagian lutut.

Karena lutut paling jelas menunjukkan kondisi lempeng pertumbuhan. Hasil rontgen ini mampu memberikan gambaran langsung apakah tulang masih memiliki potensi untuk bertambah panjang atau tidak.

Pada rontgen, lempeng pertumbuhan yang masih terbuka akan tampak sebagai celah gelap di antara ujung tulang dan batangnya, menandakan masih adanya tulang rawan yang bisa berkembang. 

Sebaliknya, lempeng pertumbuhan yang sudah tertutup terlihat sebagai garis tulang padat tanpa celah, menandakan bahwa tulang rawan telah mengeras sepenuhnya. Ketika kondisi ini terjadi, pertumbuhan tinggi badan tidak akan bertambah lagi.

Baca Juga: Ini Manfaat dan Tips Latihan dengan Skipping Rope Agar Maksimal

Berapa Kali Harus Skipping Supaya Cepat Tinggi?

Beberapa studi latihan plyometric pada remaja menunjukkan bahwa 500 - 1.000 lompatan per hari sudah cukup untuk meningkatkan power tungkai, tinggi lompatan, dan kualitas postur. 

Jumlah lompatan ini tidak harus kamu lakukan sekaligus. Kamu bisa membaginya jadi 3 - 5 sesi kecil agar lebih mudah tercapai. Alternatif lain, kamu bisa skipping selama 10 - 20 menit per sesi dengan intensitas sedang, yang memberikan stimulus serupa pada otot betis, paha, dan sistem koordinasi.

Yang sering dilupakan adalah bahwa skipping bekerja lebih kuat pada perbaikan postur, kekuatan pergelangan kaki, dan eksplosivitas tubuh, bukan langsung memanjangkan tulang (karena pertumbuhan tulang tetap ditentukan oleh faktor genetik & usia epifisis). 

Tetapi saat postur membaik dan tubuh lebih eksplosif, tinggi badan kamu terlihat lebih optimal. Karena itu, konsistensi lebih penting daripada jumlah.Lakukan skipping 4 - 6 kali per minggu agar adaptasi fisik berjalan terus-menerus.

Jika rutin kamu lakukan, hasilnya mulai terasa dalam 1 - 3 bulan. Lompatan makin tinggi, tubuh lebih tegap, pergelangan kaki stabil, dan stamina meningkat. Ini yang membuat tubuh terlihat lebih “fit” dan lebih panjang secara visual.

Teknik Skipping yang Benar Agar Hasilnya Maksimal

Lompat dengan teknik yang benar jauh lebih penting daripada terus-terusan skipping. Hal pertama yang wajib kamu kuasai adalah cara memegang tali dan tinggi lompatan. Kebanyakan orang lompat terlalu tinggi atau menggantungkan gerakan pada bahu, padahal sumber putaran harusnya dari pergelangan tangan.

Dengan teknik yang baik, tiap repetisi terasa ringan dan ritmenya stabil. Tinggi lompatan ideal juga cuma 2 - 3 cm dari lantai. Kira-kira cukup untuk tali lewat, sehingga tidak perlu meloncat seperti kelinci.

Baca Juga: Efektifkah Olahraga Kardio dengan Skipping Rope & Hula Hoop?

Selain itu, ritme dan pernapasan menentukan seberapa lama kamu bisa bertahan tanpa ngos-ngosan. Napas pendek dan panik bikin skipping terasa dua kali lebih berat. Ritme yang konsisten membantu kamu masuk ke “flow state”, bikin latihan lebih nyaman sekaligus efektif. 

Untuk mencegah cedera, kamu harus rajin melakukan koreksi kecil saat latihan. Perhatikan posisi kaki, kontrol tali, dan distribusi berat tubuh. Cedera skipping biasanya terjadi karena teknik yang salah, bukan karena latihannya.

Berikut panduan teknisnya agar teknik lompatan kamu benar:

  • Cara memegang tali: Pegang handle dengan rileks, siku sedikit menutup ke dalam, putaran berasal dari pergelangan tangan, bukan bahu.

  • Tinggi lompatan ideal: Lompat setinggi 2 - 3 cm saja. Lebih hemat energi, lebih cepat, lebih stabil.

  • Napas & ritme: Tarik napas lewat hidung, hembuskan lewat mulut, jaga ritme konstan. Jangan kejar kecepatan sebelum ritme stabil.

  • Jenis tanah yang aman: Gunakan permukaan empuk seperti rubber flooring, skipping mat, lantai kayu. Hindari beton keras karena meningkatkan risiko benturan ke sendi.

  • Poin koreksi: Mendarat dengan ujung kaki (balls of feet), lutut sedikit menekuk untuk menyerap benturan, badan tegak, bahu rileks. Jika pergelangan terasa tegang → kurangi putaran dari bahu; jika lutut sakit → periksa ketinggian lompatan & permukaan lantai.

Rekomendasi Produk untuk Lompat Tali

1. Skipping Rope


Kalau kamu serius latihan lompat tali, Premium Skipping Rope SVRG 3 Meter ini bisa jadi opsi paling aman dan realistis. Panjang talinya bisa di-adjust hingga 3 meter, jadi cocok untuk berbagai tinggi badan, dari pemula sampai yang sudah rutin latihan. 

Material talinya pakai PVC dengan handle berbahan aluminium alloy dan steel yang tangguh, jadi lebih awet, nggak gampang kusut, dan tetap stabil saat diputar cepat. Kondisi ini sangat cocok untuk cardio, HIIT, sampai latihan eksplosif seperti tinju, MMA, atau CrossFit. 

Pegangan anti slip juga bikin tangan tetap nyaman walau sudah basah keringat. Keunggulannya, satu tali ini bisa dipakai berbagai level latihan. Mulai dari pemula yang baru belajar ritme lompat dasar, sampai pengguna yang pengen fokus ke speed dan intensitas. 

Beratnya ringan (sekitar 130 gram) dan gampang dibawa, jadi kamu bisa taruh di tas dan latihan di mana saja. Kalau kamu selama ini masih pakai tali asal atau murahan yang sering kusut, terlalu ringan, atau nggak enak digenggam, ini waktunya upgrade.

2.  Skipping Mat


Biar latihan lompat tali lebih aman dan nggak bikin sendi terluka tiap kali mendarat, kamu butuh alas yang memang khusus. SVRG Skipping Mat 6 mm hadir sebagai matras lompat tali anti-selip dengan ketebalan 0,6 cm, material TPE yang empuk tapi stabil, plus ukuran 126 x 60 cm yang pas untuk area landing saat skipping.

Matras ini membantu menyerap benturan, melindungi kaki dan pergelangan, sekaligus memperpanjang umur tali karena nggak terus-terusan “gesek” lantai keras. Desainnya minimalis dan mudah dibawa. Jadi kamu bisa latihan di rumah, studio, atau bahkan dibawa ke kantor kalau lagi niat skipping pas jam istirahat. 

Permukaan anti-slip bikin kamu tetap stabil meski sudah masuk ronde lompat ke sekian dan mulai capek. Kalau kamu serius mau jadikan lompat tali sebagai bagian rutin dari workout harian, matras seperti ini bukan lagi aksesoris, tapi investasi kecil supaya latihan lebih nyaman, aman, dan sustainable dalam jangka panjang.

Banner promosi SVRG Clearance Sale menampilkan berbagai produk olahraga seperti treadmill, raket padel, bola, kaus, dan aksesoris fitness.

Jadi, Sudah Siap Latihan untuk Lompat Tali?

Skipping memang bisa membantu pertumbuhan pada remaja dan memperbaiki postur tubuh, terutama karena gerakan ritmisnya membantu memperkuat tulang, meningkatkan keseimbangan, dan merangsang hormon pertumbuhan secara alami. 

Tapi seperti semua latihan, hasilnya muncul kalau kamu konsisten. Target ideal yang realistis adalah 500 - 1.000 lompatan per hari. Lakukanlah secara bertahap tanpa memaksa tubuh. Fokus pada kontrol napas, ritme, dan teknik pendaratan supaya manfaatnya maksimal dan risiko cedera minim.

Latihan yang baik tetap harus didukung fondasi yang benar: nutrisi cukup, tidur berkualitas, dan teknik skipping yang tepat. Tanpa tiga hal ini, progres bisa mandek walaupun jumlah lompatan sudah banyak. Untuk bantu kamu memastikan asupan makan sesuai tujuan latihan, kamu bisa gunakan kalkulator sederhana SVRG untuk mengetahui nutrisi yang dibutuhkan.